APA YANG TERSISA DARI PELUNCURAN BUKU MENDONGKEL KURSI SANG TIRAN

Drs. Akuat tampil prima menjadi pembawa acara peluncuran buku Mendongkel Kursi Sang Tiran. Sayang dia tidak bisa menyanyikan lagu campur sari seperti Putut EA. Padahal sekarang era campur sari.  Kekurangan drs. Akuat cuma itu, selainnya adalah kelebihan. Sambutan demi sambutan silih berganti. Buku diluncurkan dalam suasana senja yang meremang. Tenda...

KITA SEMUA BERHUTANG BUDI PADA GENERASI REVOLUSIONER KPRP

Kita, sebagai wujud terima kasih patut mengalungkan karangan bunga melati kepada generasi revolusioner KPRP (Komite Perjuangan Rakyat Untuk Perebuhan). Tanpa kehadiran KPRP, mungkin kita masih berada dalam cengkraman Orde Baru. Tanpa KPRP, bisa jadi kita masih dalam zaman kegelapan kediktatoran militer. Sebagai bangsa yang beradap, sekali lagi kita patut memberikan...

HILANGNYA NAMA LINA DARI BUKU MENDONGKEL KURSI SANG TIRAN

Setelah membaca buku Mendongkel Kursi Sang Tiran untuk yang kesembilan kalinya, saya baru sadar tidak ada nama Lina. Apakah ini kesengajaan yang dilakukan Kiswondo? Dalam sejarah yang masih disusun secara patriakis, seringkali sosok-sosok perempuan ditenggelamkan. Padahal peranan Lina sangat besar dalam sejarah KPRP. Tanpa Juliet tak akan ada Romeo. Tak...

SEKOLAH RAKYAT ALA PRABOWO

Motode dalam pendidikan merupakan faktor penting. Selama ini pendidikan di Indonesia masih memakai motode yang formalistik dengan menempatkan murid sebagai obyek semata. Ada motode lain yang perlu dicoba dalam dunia pendidikan, yaitu Metode Socrates. Metode ini lebih menempatkan guru dan murid sebagai kawan dalam berdialog. Inilah metode yang idealnya diterapkan...

MENUNGGU RATU ADIL, MENYISIR SEJARAH NEGERI

Oleh: Endhiq Anang P   "Adakah Ratu Adil hanyalah mimpi?" Sindhunata membuka bukunya Ratu Adil, Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik (Gramedia Pustaka Utama, 2024) dengan puisi liris panjang berjudul Senandung Ratu Adil. Puisi itu semacam gerbang untuk membuka lorong panjang sejarah negeri kita, Indonesia. Sebuah negeri yang dalam...

LEKRA DALAM PUSARAN BADAI POLITIK KEBUDAYAAN

Ilustrated by AI Pada 30 April 1932, tidak lama setelah konferensi Partai Komunis Soviet ke-17, sebagaimana dicatat Ibe Karyanto dalam bukunya Realisme Sosialis George Lukacs, Komite Pusat partai itu mengeluarkan resolusi tentang reorganisasi dari organisasi seni dan sastra. Adanya resolusi tersebut mendorong terbentuknya wadah tunggal dalam bidang seni dan sastra,...

HUMANISME BORJUIS DALAM PARASITE

Ilustrated by AI Pramoedya Ananta Toer mempunyai ungkapan yang jitu perihal apa itu humanisme borjuis. Sebagaimana dipaparkan dalam risalah Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia, dengan nada sinis, Pram menggambarkan humanisme borjuis lewat ungkapan: “kasihan mereka, tapi jangan ganggu kesenangan dan kemakmuranku!” Di Eropa, sikap yang disampaikan Pram melahirkan para seniman...