UPAYA PRABOWO MEMBANGUN ALIANSI SELATAN SELATAN

Dalam novel Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer, dinariskan bagaimana arus modal dan peradaban mengalir. Awalnya arus itu bergerak dari Selatan ke Utara. Nusantara pada era imperium Majapahit membawa kemajuan ke Utara. Namun, ketika Majapahit runtuh, arus balik terjadi. Bangsa-bangsa dari Utara membawa kolonialisme ke Nusantara.

Ada sosok bernama Wiragaleng yang berupaya membendung arus balik itu. Saat ini Wiragaleng bersulih menjadi Prabowo Subianto. Keduanya adalah prajurit yang tangguh, di tengah derasnya arus dari Utara mencoba mengembalikan kejayaan negaranya. Selama ratusan tahun kita dijajah. Selama itu pula apa yang ada di negeri kita dibawa ke Utara untuk membangun kejayaan mereka. Kita dibiarkan terpuruk dalam kemiskinan dan kebodohan. Prabowo tentu menyadari semua ini. Oleh karena itu, ia berusaha membangun alisansi Selatan Selatan.

Negara di Selatan ekuator sebagian besar adalah bekas negara jajahan. Para penjajah, meminjam istilah Sartre, “mencap” orang-orang terjajah agar mengikuti pola pikir penjajah. Mereka dididik ala pendidikan penjajah dan memakai bahasa penjajah. Bahasa dalam pengertian Gayatri Spivak bukan sekadar kata yang keluar dari mulut yang digetarkan lidah, tetapi alat untuk melakukan hegemoni negara tuan terhadap negara yang dijajah. Orang berpikir lewat bahasa, dengan dipaksa memakai bahasa penjajah maka dipaksa pula berpikir menurut pikiran mereka. Maka lahirlah yang oleh Homi K Bhabha sebagai manusia “mimikri”: manusia tanah jajahan yang mencoba mengikuti pola pikir manusia penjajah. Inilah mengapa kita seringkali mengikuti cara hidup bangsa-bangsa yang telah menjajah kita, termasuk dalam pengelolaan ekonomi.

Sudah tepat kata-kata Prabowo saat berbicara di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia. Ia mengatakan: “Setiap negara perlu memiliki kebijakan ekonomi dan filosofi ekonominya sendiri. Salah satu kesalahan besar banyak negara di Asia Tenggara adalah kita cenderung selalu mengikuti kekuatan terbesar dan terkuat di dunia.” Yang dimaksud Prabowo adalah mengikuti konsep ekonomi neo-liberalisme.

Neo-liberalisme merupakan konsep ekonomi neo imperialisme. Negara kapitalisme memaksa negara-negara bekas jajahan menerapkan sistem ekonomi yang hanya menguntungkan negara besar. Nama sederhana dari neo liberalisme adalah pasar bebas dengan bertumpu pada liberalisasi perdagangan dan swastanisasi serta meminimalisir peran negara. Konsep inilah yang harus dianut oleh negara-negara bekas jajahan seperti Indonesia.

Konsep neo-liberalisme inilah membuat negara kita sulit menjadi negara maju. Prabowo mengatakan, “Dan elite Indonesia mengikuti filosofi ini. Dan karenanya, menurut saya, kita belum berhasil menciptakan lapangan bermain yang setara bagi semua rakyat kita.” Akibat lebih lanjut dari sistem ini adalah menumpuknya kekayaan hanya pada 1 persen penduduk Indonesia.

Aliansi Selatan Selatan yang sedang dirintis Prabowo merupakan upaya membendung arus neo-liberalisme. Konsep ini pernah dijalankan oleh Bung Karno dengan menghasilkan Konferensi Asia Afrika dan gerakan Non Blok. Saat itu, aliansi Selatan Selatan mendukung kemerdekaan negara-negara yang masih terjajah untuk merdeka, termasuk Palestina. Selain itu mengambil posisi tidak memihak salah satu blok besar di dunia.

Kita bisa menengok Kuba dalam upaya melawan hegemoni neo-liberalisme. Pertumbuhan ekonomi di negara ini memang lambat, namun menurut Nezar Patria dalam tulisan Bulan di Atas Kuba, “Meski begitu, soal kesehatan dan pendidikan, Kuba boleh menepuk dada.” Tetap ada masalah, namun Kuba bisa menggratiskan biaya rumah sakit dan sekolah. Dua kebutuhan dasar bagi rakyat bisa terpenuhi.

Ditingkat kawasan, Kuba dan Venezuela mempelopori terbentuknya Alternativa Bolivariana Para Las Americas (ALBA). Selain untuk melawan hegemoni Amerika Serikat, organisasi ini dibentuk untuk membangun kemandirian ekomomi di kawasan Amerika Latin. Salah satu langkah konkret dari ALBA  adalah pembentukan Petrocaribe Petrocabe. Lembaga ini dibuat untuk melakukan diplomasi minyak. Sebagai produsen minyak, mereka banyak ditipu oleh negara-negara dari Utara. Oleh karena itu, mereka mulai melakukan diplomasi baru yang lebih menguntungkan.

Langkah Prabowo dengan menggandeng Rusia dan Tiongkok sudah tepat. Menurutnya, dua negara ini bukan negara yang memganut standar ganda dan selalu menolong negara lain yang kesulitan. Sementara itu, dalam sistem ekonomi Prabowo akan mengambil jalan tengah. Konsep ekonomi pasar bukan monopoli kapitalisme. Pun, dengan modernisasi. Lewat terobosan-terobosan baru seperti makan bergizi gratis, hilirisasi tambang dan membangun ketahanan pangan, negara kita akan bisa menjadi negara maju. Percepatan swasembada pangan dengan melibatkan polisi dan tentara sudah berada di jalur yang benar. Tahun ini negara kita mengalami surplus beras. Prestasi penting yang jarang diberitakan.

Di tengah berkecamuknya perang, aliansi Selatan Selatan menemukan momentumnya untuk menciptakan perdamaian dunia. Bangsa Selatan memiliki sikap tak mau terlibat dalam peperangan yang didekengi negara-negara dari Utara. Tatanan negara yang damai, adil dan sejahtera merupakan tujuan dari aliansi Selatan-Selatan.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *