KASEBUL VS GMNI BEREBUT KURSI SEKJEN DI KANDANG BANTENG

Internal Banteng sedang memanas. Kubu Kasebul (kaderisasi sebulan) didikan Pater Beek yang dipimpin Hasto Kristianto tak mau menyerah. Kasebul yang merupakan faksi Katolik fundamentalis tetap berusaha mempertahankan dominasinya di Partai Banteng. Sejak Hasto diterungku KPK, faksi Kasebul memang melemah,namun bukan berarti pasrah. Mereka tak mau kursi nomor dua di Banteng diserahkan ke faksi lain.

Jagoan Kasebul di Partai Banteng untuk posisi sekjen adalah Andi Widjajanto. Selama ini Andi lebih bergerak di bawah tanah. Pernah menjadi sekretaris kabinet, namun kurang becus sehingga digantikan Pramono Anung. Lama tak muncul kemudian dijadikan kepala Lemnahas oleh Jokowi. Lagi-lagi ia tak kuat mental sehingga mengundurkan diri.

Andi Widjajanto penuh dengan kontroversi. Pernah mengatakan bertemu Jokowi. Dalam pertemun itu Jokowi mengatakan Ganjar akan kalah, Prabowo akan menang dan Banteng akan tenggelam. Saat itu Jokowi membantah adanya pertemuan tersebut. Saat ini kontroversi lain muncul. Andi diisukan memadu kasih dengan seorang transgender. Foto kemesraan Andi dengan teman wanitia prianya tersebar di media sosial. Sebetulnya ini urusan pribadi. Tapi sebagai tokoh politik namanya menjadi tercemar.

Kita tahu, Andi Widjajanto adalah anak Theo Syafei. Bapaknya pernah menjadi Pangdam IX Udayana. Ia merupakan mantan tentara yang mengajak para purnawirawan bergabung dengan Partai Banteng. Pada tahun 1998, Theo pernah membuat kontroversi dalam pidato di Anyer, Banten. Ia dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas tuduhan menghina umat Islam.

Dalam suatu pidato,  sebagaimana dikutip Harian Abadi, Theo mengatakan:
“Al-Qur’an itu adalah buku yang begitu tipis, hanya 30 juz isinya. Hadits itu adalah perbuatan-perbuatan Nabi dan sahabat-sahabat Nabi ketika mereka masih hidup, yang kemudian diingat-ingat, bahwa perbuatan itulah yang harus dicontoh apabila kita tidak menemukan jawabannya di Qur’an. Tidak seperti Alkitab kita, semua kita bisa cari jawabannya di Alkitab, di Qur’an tidak.”

Sontak pernyataan beraroma Islam phobia ini membuat naik pitam umat Islam. Pernyataan Theo tidak hanya sebatas itu. Ia menyebut koran Republika sebagai Republik Agama. Ia juga menuduh organisasi Islam seperti ICMI dan Muhammadiyah akan mendirikan Negara Islam. Situasi semakin panas karena pidato Theo diucapkan sebelum Tragedi 30 November 1998 di Kupang.

Pidato Theo dianggap sebagai provokasi kerusuhan antara umat Kristen dan Islam di Kupang. Berdasarkan investigasi ELSAM, dalam kerusuhan tersebut 15 masjid serta  mushalla dirusak dan dibakar. Sekitar 265 rumah umat Islam, warung dan toko yang dimiliki masyarakat Islam, serta lebih dari 20 fasilitas publik terkait umat Islam seperti asrama haji, kantor pengadilan agama, dan sekolah, hancur atau terbakar.

Namun Theo tidak pernah diadili. Konon berdasarkan kabar burung yang belum tentu benar, ia dilindungi oleh ketua umum Banteng. Kita belum tahu apakah Andi Widjajanto mewarasi Islam phobia bapaknya. Yang pasti barisan Hasto dan Andi Wijayonto paling benci terhadap Jokowi. Teranyar, Andi nyinyir karena Presiden Prabowo mengutus Jokowi untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiscus. Faksi ini memang menghendaki agar Prabowo dan Jokowi renggang. Kita sudah paham tabiat Kasebul yang suka adu domba.

Lawan Andi Widjajanto adalah Ahmad Basarah. Selama ini Basarah dikenal sebagai Banteng tulen. Seperti kita ketahui, Basarah adalah alumni GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia). Organisasi ini bisa dikatakan underbow atau sayap Partai Banteng. Faksi GMNI di partai Banteng menghendaki sekjen kembali dipegang kader mereka. Kader GMNI yang pernah menjadi sekjen adalah Tjahyo Kumolo dan Pramono Anung.

Selain Basarah, dari info yang beredar ada nama lain yang disorongkan oleh kelompok Putut EA, yaitu Bambang Pacul. Komadan korea-korea ini digoreng oleh Putut dalam berbagai podcast, terakhir di Total Politik. Melihat Putut yang dulunya kader PRD (Partai Rakyat Demokratik), nama  Pacul bisa jadi jagoan faksi kiri di kandang Banteng. Namun sepertinya berat untuk mengegolkan Bambang Pacul menjadi sekjen. Faksi Kasebul jelas tidak suka. Sekarang saja posisi Pacul di Jawa Tengah terus-menerus digergaji. Bisa dikatakan, Putut sedang mendorong mobil uzur.

Faksi GMNI menghendaki revolusi di internal Banteng. Mereka menilai sejak sekjen dipegang Hasto yang notabene kader PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), partai Banteng hancur-hancuran. Salah satu pendiri PMKRI adalah Harry Tjan Silalahi. Ia mendirikan CSIS (Center for Strategicand International Studies) bersama Ali Moertopo dan Benny Moerdani. Lembaga tangki yang berkantor di Tanah Abang III bersama The Jakarta Post dikenal sejak lama membenci Prabowo Subianto.

Sebagai kader PMKRI, Hasto sendiri dinilai lebih dekat dengan kasebul dan gereja dibandingkan dengan umat Islam. Akibatya, pemilih partai Banteng dari umat Islam menjadi berkurang. Semenjak Hasto menjadi sekjen dan pembisik ketua umum, Mamak Banteng sering melakukan brundur sehingga menyerang umat Islam. Salah satunya olok-olak Mamak Banteng terhadap emak-emak pengajian.

Pertarungan ini akan seru. Kita tunggu adu Banteng di kandang Banteng.***

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *