PRABOWO SEMAKIN CIAMIK

Watak asli Prabowo Subianto semakin terlihat. Dalam KTT D8 di Mesir, dengan tegas Prabowo mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Ia bertekad berada di garis depan melawan segala bentuk imperialisme. Pernyataan ini memperlihatkan karakter sesungguhnya dari Prabowo sebagai sosok yang anti penjajahan. Kata-katanya tegas, tanpa tedeng aling-aling.

Sikap Prabowo ini seirama dengan sikap para pemimpin Kiri seperti Fidel Castro. Dalam suatu kesempatan Castro pernah mengatakan, “Kuba solider dengan perjuangan rakyat Palestina untuk kemerdekaan dan self-determinasi.” Dalam kesempatan lain ia menyatakan, “Israel adalah negara penjajah yang melakukan kejahatan perang terhadap rakyat Palestina.”

Lenin pernah mengatakan, bahwa puncak tertinggi dari kapitalisme adalah imperialisme. Dalam bukunya, Imperialisme, Tahap Tertinggi Kapitalisme, Lenin dengan jelas menyatakan bahwa pada akhirnya kapitalisme akan melakukan ekspansi, baik untuk mencuri bahan mentah maupun menjadikan negara terjajah sebagai pasar komoditi. Inilah mengapa pada abad ke-19, Eropa bedol desa mencari daerah jajahan. Dan, ini berlangsung sampai hari ini. Dan, Palestina merupakan kisah nyata yang membenarkan tesis Lenin.

Barat tumplek-blek mendukung invasi Israel ke Palestina. Penjajahan ini dibenarkan dengan ribuan dalih. Amerika Serikat menjadi sponsor utama dari penjajahan itu. Sementara dari mulut mereka sendiri berhamburan kata-kata untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia. Apa dampak dari imperialisme semacam itu?

Lenin jauh-jauh hari sudah mengingatkan bahwa imperialisme akan membawa dampak berupa perang dan konflik antar negara. Sudah puluhan tahun konflik Palestina dan Israel tak kunjung reda. Jutaan letusan peluru, bom dan tangis korban peperangan terdengar setiap hari. Selain itu, imperialisme jelas akan menimbulkan eksploitasi dan penindasan di tanah jajahan. Rakyat Palestina sudah merasakan semua itu.

Prabowo sudah berada di jalan progresif. Ia berada digaris depan melawan imperialisme. Ia tengah berusaha untuk membangun front popular berisikan negara-negara anti penjajahan. Usahanya untuk memungkas penjajahan di Palestina, ia lakukan dengan sepenuh hati. Anehnya, orang-orang ataupun kelompok Kiri, justru seperti patung polisi di perempatan, diam saja menghadapi masalah Palestina. Tidak ada upaya aksi nyata melawan kekejaman dan kebrutalan Israel. Justru Prabowo yang selama ini mereka tuduh “kanan” yang melakukan pembelaan nyata terhadap rakyat Palestina. Di tengah upaya Prabowo membebaskan Palestina dari penjajahan Israel, orang-orang atau kelompok kiri hanya sibuk garuk-garuk biji seperti monyet kutuan.

Ghassan Kanafani, sastrawan Palestina yang terbunuh oleh bom mobil yang dipasang Israel, dalam salah satu cerita pendek yang terangkum dalam Palestine’s Children, mengungkapkan bagaimana ibu-ibu di kamp pengusian dengan dada membusung mengutus putra-putra mereka untuk menjadi bagian dari fidayen. Kisah tersebut menggambarkan bahwa api perlawanan sudah ada dalam diri rakyat Palestina sejak mereka dalam kandungan. Mereka kalah, remuk dan hancur. Namun sebagaimana burung phoenix, setelah menjadi debu, terlahir kembali untuk melakukan perlawanan.

Sebagai seorang patriot sejati, Prabowo tentu paham semua itu. Maka tanpa gentar ia melawan dominasi Barat sebagai dewa pelindung Israel. Ia sadar, yang terjadi di Palestina bukan konflik agama, tetapi yang dijajah melawan penjajah. Pada ujungnya gelora perlawanan rakyat Palestina tak bisa dibendung, seperti sajak Pablo Neruda, Epik:

“gerakan kebebasan rakyat

bergerak, mengguncang alur pulau, menggelora

dan menggembungkan laut seperti sebutir planet”

Langkah Prabowo perlu didukung. Setelah Che Guevara, Fidel Castro dan Hugo Chaves tiada, Prabowo bisa menjadi penggantinya. Membentangkan sayap kiri perlawanan hingga Palestina merdeka. A luta continua!***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *